Sepertinya, Tuhan mengizinkan aku untuk memiliki ekspektasi.
Dan, Tuhan juga yang mengizinkan nya menjadi kepastian.
Ketika para ahli selalu berbicara tentang ekspektasi dan harapan.
Ketika itu juga, Tuhan memberi ku kenyataan.
Tak ada hal yang lebih membahagiakan ketika bersama dengan kebahagiaan.
Dan kali ini, kebahagiaan itu melebihi apa yang aku bayangkan.
Aku pernah pesimis terhadap cinta yang terbentur keadaan, namun ternyata Tuhan memberi ku jalan baru menuju puncak keoptimisan.
Aku pernah bermimpi untuk bersama mu, dulu.
Aku pernah bermimpi untuk memluk mu, dulu.
Aku pernah bermimpi untuk mencium mu, dulu.
Dan, bermimpilah kamu karena mimpi itu adalah kenyataannya yang tertunda.
Perfectly Imperfect. Aku tulis apa yang ingin aku tulis. Bukan apa yang ingin kamu baca. Aku cerita apa yang ingin aku ceritakan. Bukan apa yang ingin kamu dengar.
Sabtu, 08 Desember 2012
Senin, 03 Desember 2012
Sungguh?
Keyakinan ini penuh dan aku harus memastikan.
Hari itu, mungkin hari terberat yang akan aku jalanin. Akan mencoba seperti biasa namun penuh apa-apa. Tapi mencoba biasa walau sebenarnya tidak biasa.
Menikmati dingin nya ujung kota dengan mu adalah sebagian dari harapan. Kemudian, Tuhan mengizinkan.
Dalam perjalanan, hati dan pikiran tak henti terus bergejolak. Berubah positif dan negatif. Bergerak maju, jalan ditempat, atau mundur menghindari jurang hati.
Apa yang aku ucapkan, bukan yang aku pikirkan.
Apa yang aku pikirkan, sulit di ucapkan.
Ya. Aku lebih memilih untuk mundur. Aku mundur karena tidak ingin menangis menerima kenyataan. Aku merasa nyaman, aku tidak mau semua kenyamanan ini berakhir malam itu. Dan aku pulang dengan penuh tanya yang tak terjawabkan. Ah, tidak. Memang aku tidak ingin mengetahui jawaban.
Dingin nya malam itu dan sepi nya ruang ini, membuat nya tertahan untuk tetap diam dalam dekapan. Rasa senang tak kuasa membelenggu relung hati ini. Dan aku sangat bahagia. Tapi, akankah kebahagiaan ini hanya sampai malam ini?
Dini hari menyambut, lalu dia tetap disini menemaniku yang sendiri. Aku ingin waktu terhenti dan jangan munculkan mentari. Agar dia disini selalu bersama ku menghabiskan hari ini...
Seketika, kami hanya saling diam dan menatap layar hitam. Lalu, aku mendengar suara yang begitu keras namun bergetar. Bertanya akan isi perasaan, harapan, dan keinginan.
Aku tidak tau.
Sesungguhnya ini membingungkan ku.
Aku tak kuasa menahan senang, sedih, dan gundah yang menajdi satu.
Tapi aku cinta..
Aku rindu akan sentuhan tangan nya. Menyentuh dan mencoba meyakinkan hati yang gundah ini. Dan aku tetap tidak tau..
Perasaan ini terlalu membingungkan.
Hari itu, mungkin hari terberat yang akan aku jalanin. Akan mencoba seperti biasa namun penuh apa-apa. Tapi mencoba biasa walau sebenarnya tidak biasa.
Menikmati dingin nya ujung kota dengan mu adalah sebagian dari harapan. Kemudian, Tuhan mengizinkan.
Dalam perjalanan, hati dan pikiran tak henti terus bergejolak. Berubah positif dan negatif. Bergerak maju, jalan ditempat, atau mundur menghindari jurang hati.
Apa yang aku ucapkan, bukan yang aku pikirkan.
Apa yang aku pikirkan, sulit di ucapkan.
Ya. Aku lebih memilih untuk mundur. Aku mundur karena tidak ingin menangis menerima kenyataan. Aku merasa nyaman, aku tidak mau semua kenyamanan ini berakhir malam itu. Dan aku pulang dengan penuh tanya yang tak terjawabkan. Ah, tidak. Memang aku tidak ingin mengetahui jawaban.
Dingin nya malam itu dan sepi nya ruang ini, membuat nya tertahan untuk tetap diam dalam dekapan. Rasa senang tak kuasa membelenggu relung hati ini. Dan aku sangat bahagia. Tapi, akankah kebahagiaan ini hanya sampai malam ini?
Dini hari menyambut, lalu dia tetap disini menemaniku yang sendiri. Aku ingin waktu terhenti dan jangan munculkan mentari. Agar dia disini selalu bersama ku menghabiskan hari ini...
Seketika, kami hanya saling diam dan menatap layar hitam. Lalu, aku mendengar suara yang begitu keras namun bergetar. Bertanya akan isi perasaan, harapan, dan keinginan.
Aku tidak tau.
Sesungguhnya ini membingungkan ku.
Aku tak kuasa menahan senang, sedih, dan gundah yang menajdi satu.
Tapi aku cinta..
Aku rindu akan sentuhan tangan nya. Menyentuh dan mencoba meyakinkan hati yang gundah ini. Dan aku tetap tidak tau..
Perasaan ini terlalu membingungkan.
Sabtu, 01 Desember 2012
Untitled
MUSIC VIDEO ©2006. WARNER MUSIC INDONESIA
Artist: Maliq & D'esentials, Indonesia.
Label: SouldRecord
Artist: Maliq & D'esentials, Indonesia.
Label: SouldRecord
ketika, kurasakan sudah
ada ruang di hatiku yang kau sentuh
dan ketika, ku sadari sudah
tak selalu indah cinta yang ada
mungkin memang, ku yang harus mengerti
bila ku bukan yang ingin kau miliki
salahkah ku bila
kau lah yang ada di hatiku
adakah ku singgah di hatimu, mungkinkah kau rindukan
adaku
adakah ku sedikit di hatimu
bila kah ku mengganggu harimu, mungkin kau tak inginkan adaku
akankah ku sedikit di hatimu
bila memang, ku yang harus mengerti
mengapa cintamu tak dapat ku miliki
salahkah ku bila
kau lah yang ada di hatiku
kau yang ada, di hatiku
bila cinta kita tak kan tercipta
ku hanya sekedar ingin tuk mengerti
adakah diriku, oh singgah di hatimu
dan bilakah kau tau, kau yang ada, di hatiku
kau yang ada, di hatiku
adakah ku, di hatimu
Langganan:
Postingan (Atom)