Teman-teman, yang baik hati, yang pengertian, yang penyemangat, yang penghibur, dan yang segala macam. Terimakasih karena kalian sudah banyak membantu saya untuk mengatasi ke-galau-an ini. Galau kerena mau ditinggal menikah sama seseorang yang special. FIUHH!
Sudah cukup saya menangis dalam diam di mobil menuju jogja, menangis diam-diam dimalam hari dikosat-an nita, menangis berhari-hari di kamar kost-an sendiri yang teramat sepi ini. Sudah cukup rasanya menangis tidak karuan dalam solat saya. Sudah cukup!
Cukup lelah untuk semuanya.
Mungkin situasi dan kondisi yang sangat tidak menduduk membuat ke-galau-an ini semakin menjadi-jadi. Tapi untunglah saya punya teman dan sahabat yang bisa membuat saya sedikit tersenyum dan kembali berfikir, untuk apa saya menagisi sesuatu yang memang bukan untuk saya?
Biarlah, mungkin Dia memang bukan tujuan hidup saya. Dan saya harus ikhlas, ikhlas untuk semua hal yang memang akan terjadi. Ikhlas karena memang saya dan Dia tidak berjodoh, ikhlas karena mungkin pertemuan singkat dan diam-diam di acara pernikahan waktu itu adalah yang terakhir, ikhlas karena Dia sudah bersama orang lain, ikhlas karena sebentar lagi (6bulan lagi) dia sudah memiliki istri dan menjadi suami orang, ikhlas karena memang kedepan nya saya tidak mungkin bersama dia lagi, dan yang terakhir ikhlas karena kita memang cuma bisa berteman.
Ikhlas! Saya rasa, saya harus belajar lebih giat untuk ikhlas. Mulai dari teori ikhlas sampai aplikasi ikhlas dalam kehidupan.
Kata Dini, selama belum ada kata ijab, semua bisa berubah. Semua bisa terjadi dalam 6 bulan.
ah! tapi tidak. Saya tidak boleh berniat jahat sedikit pun dengan Dia.
Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya.
Terimakasih semuanya, telah membuka jalan pikiran saya lebih baik.
Selamat untuk mu, semoga engkau bahagia.