"Penyesalan itu selalu datang belakangan, setiap pertemuan selalu ada perpisahan, dan kesedihan ada ketika kita kehilangan"Saat itu saya masih kecil, masih SMP dan belum mengerti apa itu cinta, apa itu kasih, apa itu sayang, dan apa itu pacaran. Yang saya tau hanya cinta, sayang, dan kasih saya untuk mama dan papa. Saya hanya tau berteman dan bersahabat. Saya hanya tau bermain dan belajar. Saya tidak tau yang lain, sampai saya bertemu seseorang, seseorang yang telah merubah hidup saya. Merubah saya dengan sangat cepat, rapi, dan berkesan. Ya, saya sangat terkesan dengan kamu yang dewasa, pintar, bijaksana, future minded, dan lovable. Itu kamu, Aldrin.
"Aldrin, kamu datang disaat yang tepat. Dengan caramu, kamu mendekati ku. Dengan kepintaranmu, kamu mengajari ku. Dengan kasihmu, kamu mencitai ku. Terimakasih Aldrin."
The beginning .
17.30-friday
Aku baru saja sampai rumah, dan telfon rumah terus berdering.
"Maaaa, angkat dong ma, berisik tuh bunyi mulu, aku mau langsung mandi nihh keringetan banget." aku berteriak dari dalam kamar.
"Kamu aja kenapa sih, paling juga temen kamu!" Perintah mama sambil balas teriak.
"Aku mau mandi, yaudah biarin gag usah diangkat"
Aku langsung masuk kamar mandi dan menghiraukan suara telfon yang berdering. Tidak lama, mama mengetuk pintu kamar mandi sambil teriak "Nih, telpon buat kamu, mama bilang apa?" aku yang lagi asik sabun-an kaget karena jarang banget ada temen ku yang nelfon jam 6 sore, secara itu jam nya solat magrib.
"Hah? bilang aja nanti telfon lagi!"
19.00
"Ma, tadi siapa yang nelfon?" tanya ku di meja makan saat dinner dengan keluarga dirumah ku yang sederhana ini.
"Ga tau, mama tanya tadi dia cuma bilang temen mu. Dari suaranya sih laki-laki" Jawab mama sambil nuangin nasi ke piring ku.
"ohh paling si Pidip ato gag si Billy"
"Kayaknya bukan deh, soalnya mama baru denger suaranya tuh. Temen marching band kamu kali ya teh.. Tadi mama udah suruh dia kalau penting telfon lagi aja nanti jam 8."
"Hah? siapa ya maa?" Tanya ku dengan wajah bingung.
19.40
Kring.. Kring.. Buru-buru aku mengangkat telfon. Perasaan penasaran ku membara.
"Hallo?"
"Hallo, Najwa nya ada?" Sapa orang disebrang sana.
"Ini Najwa, ini siapa?" Tanya ku tidak sabar. Aku yakin, laki-laki ini yang tadi menelfon.
"Aku Aldrin, ini Najwa yang anak SMP kan? yang ikut GBM?" Tanya Aldrin yang terburu-buru. GBM adalah tim marching band yang aku ikuti sejak SD kelas 4.
"Iyah, ini Aldrin mana ya? Aku ga kenal Aldrin soalnya, mungkin kamu salah telfon kali. Soalnya Najwa anak SMP ada dua." Penjelasan ku meyakinkan agar tidak salah orang.
"Aku tau ada 2 Najwa di SMP, tapi yang satu ikut GBM yang satunya lagi kagak kan. Ini Aldrin, anak SMA. Salam kenal ya Najwa, rumah kamu di PC 6 yang deket pertigaan kan? Aku ada di deket rumah kamu loh.. Coba deh kamu keluar rumah."
"Idih, enggak ah.Aku takut keluar malem-malem. Eh udah dulu ya, aku mau nonton TV nih." Aku agak gag suka sama laki-laki super PD yang baru ku kenal ini.
"Eh, bentar deh. Kamu cukup keluar rumah sebentar, abis itu liat ke kiri. Aku ada didepan rumah temen ku yang gag jauh dari rumah kamu, please sebentar aja Najwa, lagian aku gag akan ngapa-ngapain kamu kok. Please yaaa.." Paksa Aldrin yang bikin aku BT karena baru kenal udah ke-pd-an.
Tapi akhirnya aku keluar rumah dan mencoba mencari Aldrin yang katanya sudah di depan rumah temen nya sambil melambai-lambai kan tangan. Aku membawa telfon rumah yang wireless alias bisa dibawa kemana-mana dan bingung mencari dimana sosok Aldrin itu. Voila, akhirnya Aku melihat Aldrin. Tapi, siapa ya itu? Aku bingung karena aku sama sekali belum pernah melihat laki-laki tinggi besar dan botak itu.
"Hai, Najwa Najwa, kamu liat aku kan? aku dadah dadah nih sama kamu, lihat ke kiri" Teriak Aldrin di telfon penuh semangat.
"Mana sih, kamu yang dirumah kak Gio yah?"
"Iyaaaaa, yaudah sana kamu masuk kerumah lagi. Udah liat aku kan?"
Sambil masuk kerumah, aku masih bingung dengan kelakukan laki-laki di telfon ini. "Udah sih, tapi rada gag jelas. Yang aku liat serem banget, ada yang dadah dadah kepalanya botak, terus tinggi banget pake baju putih, itu kamu yah?"
"hahahhaaa itu aku Najwa, yaudah salam kenal lagi yah. Selamat malam."
"Malam."
1st
Keesokan harinya, Sabtu pagi itu aku pergi ke International school (baca : internat), tempat biasa aku berlatih GBM. Dijam istirahat, aku cerita pada Ninit dan Gita tentang kejadian tadi malam.
"Nit, masa tadi malam ada cowo namanya Aldrin nelfon kerumah cuma buat kenalan. Aneh banget Nit, katanya sih anak SMA, kamu kenal ga?"
Ninit yang mendengarnya agak kebingungan, "Aldrin? Aku sih enggak kenal Naj, coba tanya Gita deh.."
"Git, kamu kenal gag sama Aldrin anak SMA, kalau gag salah sih tadi malam aku lihat dia di depan rumah Kak Gio, orangnya tinggi besar dan botak"
"Yammpun, itu kak Aldrin aku kenal Naj, dia temen nya kakak ku. Anak basket kan dia? Lagian sering kali kak Aldrin main basket di depan situ."
"Hah? Kak Aldrin sering main basket disini?"
"Iya Naj, kalau kita latihan yang sore, dia pasti main kok disini. Nanti deh, kalau dia ada, aku kasih tau yah.."
12.00
Beeep beeeep. Bunyi sms di HPku
From : +62815765xxx
"Najwa, hari ini latihan GBM ya? Mau aku jemput? Aldrin."Haaaaahhh, PD banget nih orang baru kenal semalem udah mau jemput segala. Aku langsung membalas nya dengan
To : +629815765xxx
"Ga usah, aku naik bis jemputan. Trims."From : +629815765xxx
"Aku udah didepan internat, aku tunggu ya."To : +629815765xxx
"Aku bilang enggak ya enggak. Kamu pulang aja."
"Niiiit.. Niiitttt.. Giiitt.. Giiittt.." teriak Najwa diruang latihan.
"Gimana ini, orang itu aneh banget udah mau jemput aku segala. Udah gitu, dia tau dari mana lagi no HP aku. Kan aku gag ngasih tau ke dia. Nit, Git, serem deh cowo ini.."
Gita dan Ninit kompak hanya tertawa.
Setelah sms itu, aku menjadi tidak tenang, takut kalau Aldrin tetap ada di depan menunggu ku pulang. Setelah latihan selesai, aku langsung berlari ke bis dan tidak melihat disekeliling ku, takut-takut ada Aldrin. Aku sembunyi di dalam bis. Dan pulang kerumah dengan tenang..
19.00
From : Aldrin Aneh
"Najwa, kamu malam ini kemana? Kita telfonan yuk.."
To : Aldrin Aneh
"Gag kemana-mana. Aku sibuk, mau ngerjain PR!"
From : Aldrin Aneh
"Aku bantuin ngerjain ya. Kalau begitu, aku datang kerumah kamu. Tunggu ya.."
To : Aldrin Aneh
"TIDAK USAH DATANG"
From : Aldrin Aneh
"Oke, aku telfon saja kerumah setengah jam lagi."
Dalam hati aku berteriak "AAAAHHH Aldrin ini emang bener-bener aneh! Ada ya cowo, anak SMA, anak basket, aneh kayak begitu. Udah ke-pd-an, hidup lagi". Kriingg kriinnggg..
"Teteh, ini telfon dari Aldrin." Teriak mama dari ruang tengah rumah ku. Dengan badan lemes, aku malas sekali mengangkat telfon dari lelaki aneh ini. Yang membuat ku lebih jengkel mama bilang "Teh, siapa tuh Aldrin? Temen baru apa calon pacar?" goda mama. "ih mama, enggak banget deh. Ini bukan temen, tapi orang aneh!." Mama malah tertawa dan terus menggoda ku, sampai aku memutuskan untuk menerima telfon dikamar saja.
"Aldrin, kamu ngapain sih nelfon aku? Kan aku tadi bilang lagi sibuk, mau ngerjain PR. Kamu itu jadi mengganggu tau!"
"Maaf ya Najwa, aku cuma pengen bantuin kamu kok. Siapa tau kamu kesusahan. Lagian, malam minggu gini kok ngerjain PR sih? Kita pergi jalan-jalan aja yuk.." ajakan Aldrin ini membuat aku ingin muntah!
"Enggak, males. Pergi aja sendirian. Eh Aldrin, kamu itu tau nomer telfon rumah aku sama no HP ku dari siapa? dan kok tau rumah ku juga? aku jadi takut nih, kamu seperti mata-mata." Tanya ku panjang lebar, kesal karena lelaki ini serba tau tentang ku. Dan aku semakin kesal dengan jawaban Aldrin yang sepertinya mengejek ku "Aku tau nomer telfon rumah kamu dari buku telfon yang biasa, kalau nomer hp gag susah nyarinya, karena kamu junior nya Santi di cheers kan? Jadi aku tau dari dia. Udah gitu, kamu kan anak SMP yang hobi nya jalan kaki kalau pulang kerumah atau ke sekolah, jadi aku ikutin kamu aja, ternyata rumah kamu deket dengan rumah temen aku. Kamu tau gag, kamu sering banget jalan kaki sampai betis kamu besar gitu, kamu gag malu apa sama temen-temen yang lain? Hehhee.."
"Aldrin, kamu itu maunya apa sih? kalau cuma mau ngejek aku, gag usah nelfon. Terserah aku mau punya betis besar ato tidak, karena kamu bukan siapa-siapa ku. Udah aku mau tidur, gag usah nelfon lagi!"
Telfon itu langsung ku matikan dan aku sama sekali tidak ingin mendengar lelaki aneh ini menelfon lagi. Aku langsung pesen ke mama kalau ada telfon lagi dari Aldrin, bilang saja aku sudah tidur.
Beep beeeep.
From : Aldrin Aneh
"Hai bintang, selamat tidur. Jangan marah ya, besok aku jemput ya kita jogging sama-sama."Loh, kenapa Aldrin memanggil ku bintang? Apa dia tau aku suka bintang? Aduh sebenernya apa sih maunya Aldrin ini. Aku sampai bingung, dan rasanya aku harus menceritakan ini ke Fania sahabat ku. Ohiyaa, aku tidak akan pergi jogging dengan nya besok pagi karena aku mau bangun siang. Huh, Aldrin!
Hehheee, ceritanya disambung lain kali yah. HHAHAA