Minggu, 25 Desember 2011

Beautiful Merapi

Hai readers, tanggal 20 december kemarin saya berlibur ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Ya, Yogyakarta selalu menjadi kota paling istimewa buat saya. Istimewa karena kota ini menyimpan beribu kenangan dan berjuta tempat wisata. Salah satu tempat wisata yang dari dulu membuat saya penasaran adalan Wisata Merapi. Wisata ini dimulai sejak terjadinya erupsi merapi alias meletusnya gunung merapi. Karena kejadian itu, banyak sekali rumah-rumah warga yang hancur dan tertutup debu abu vulkanik dari gunung tersebut. Selain rumah yang pada hancur, banyak juga korban yang meninggal. Salah satunya juru kunci merapi yang juga abdi dalem Keraton Ngayogyakarta yang tak lain dan tak bukan adalah Mbah Maridjan (ROSOOOO) !!

Jam 10.30 pagi Tees menjemput saya di kost-an temen saya di jalan kaliurang km 7. Karena tidak tau medan nya seperti apa, saya hanya menggunakan kaos dan jeans tanpa membawa jaket. Saya fikir, jogja itu panas jadi tak perlu jaket. Perjalanan dimulai dengan bercerita-cerita sekilah tentang merapi. Tees sudah pernah kesana, ya jelas karena dia tinggal di Jogja dan dia juga pernah memberikan bantuan langsung ke masyarakat di sana. Seengaknya, saya pergi bersama orang yang tau lokasi. Karena waktu saya tidak banyak di hari itu, saya memutuskan untuk wisata sebentar saja, sekedar naik, foto-foto, dan mengunjungi rumah Mbah Maridjan. 

Ternyata, perjalanan saya diluar dugaan. Memasuki jalan kaliurang atas, cuaca mendung dan dingin menyambut kedatangan saya. Bbbrrr dingin sekali, kesana tanpa membawa jaket itu fail banget. Tapi yasudah tidak terlalu penting, yang penting sampai dan melihat keindahan merapi. Tees memberikan penjelasan banyak tentang merapi, dimana tempat evakuasi, tempat lahar merapi, desa-desa yang dulu terisolasi, kali-kali yang rusak, dll. Wooww semakin penasaran seperti apa merapi itu. Untuk masuk ke kawasan merapi, setiap pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp 3.000,- per orang dan pengunjung akan disuguhi pemandangan desa-desa yang belum semuanya pulih. 

Sampai lah saya dan Tees di tempat parkir wisata merapi, untuk parkir motor harus membayar Rp 2.000,- dan mobil Rp 4.000,-. Kami harus memarkirkan kendaraan pribadi karena untuk naik ke atas hanya boleh menggunakan kendaraan yang sudah di siapkan warga. Hitung-hitung sih untuk pemasukan warga sekitar. Setiap kendaraan yang ada bisa disewa, mulai dari mobil jeep, motor trail, dan motor bebek biasa. Kalau tidak ingin menyewa kendaraan, setiap pengunjung bisa berjalan kaki ke atas kira-kira 1km saja. Ohya, setiap pengunjung harus berhati-hati karena jalanan licin dan dipinggi jalan langsung jurang. woow menyeramkan yah, tapi kalau dilihat langsung malah menyenangkan karena begitu indah.

yeaaay, ini lah setengah puncak dari merapi. Indaaaahh sekaaalliii. Keindahannya membuat udara yang dingin menjadi hangat. Hahahaa beautiful merapi. Tapi sayang, kemarin tertutup kabut tebal jadi keindahannya berkurang sedikit. 
Foto disebelah itu tepat di tengah-tengah, kalau tidak kabut kita bisa naik ke atas dan sampai ke puncak. Hmm sayang sekali yah sudah sampai sana tapi tidak ke puncak. Tandanya next time, saya harus ke merapi lagi untuk melihat gunung ini lebih dekat. Let's join!

Setelah menikmati keindahan setengah puncak itu, saya lanjutkan menuju desa Mbah Maridjan, tempat nya tidak terlalu jauh dari puncak. Setiap pengunjung harus berhati-hati, sebab jalannya belum bagus dan banyak sekali gumpalang pasir. Kalau hujan udah mirip lumpur. Kyaaa!
Sedih nih. why? lihat rumah si mbah yang udah rata ama tanah yang tertutup abu.
Ga heran sih, karena letak rumah mbah dengan merapi cukup dekat. Udah gitu si mbah pake acara ga mau ngungsi dari merapi jadi ya dengan sangat sedih ikut menjadi korban. Foto dibawah ini yang di atep-in, itu adalah tempat dimana mbah maridjan ditemukan.
 
Ada lagi yang menyedihkan, yaitu ketika melihat mobil apv yang digunakan untuk evakuasi, malah hancur, gosong terkena abu panas. Alhasil menjadikan 2 wartawan meninggal saat kejadian. 
Cerita tentang meninggalnya kedua wartawan ada disini, semoga tetep bisa kebaca yah.
Berhubung saat kesana malah hujan deras, alhasil saya dan tees harus menunggu di warung kecil milik mbah putri yang juga istri dari adik mbah marijan. Dari warung itu terlihat jelas gunung merapi yang berdiri tegak dan gagahnya. Sungguh keindahan alam yang Allah ciptakan. Amazing! 

Setelah lama menunggu hujan yang tak kunjung reda, ternyata disekitaran merapi mengeluarkan asap yang ternyata dari belerang. Asap itu semakin lama semakin besar dan menggumpal di awan. Kemudian tees menanyakan penyebab dari asap tersebut kepada mas-mas petugas yang khusus mengontrol keadaan merapi. Dari penjelasan nya, ternyata hujan deras menyebabkan belerang yang ada dilereng gunung naik sehingga asap belerang menyembur ke atas. Dan juga efek lainnya bikin ada aliran ke kali-kali di sekitar merapi, seperti kali kuning, kali gendol, dll.

Ohyaa, ada yang bikin saya cengok lagi. Ada masjid yang deket banget sama rumah mbah maridjan, tapi masjid itu sampai sekarang masih bagus dan utuh. Hanya bagian depannya saja yang rusak, selebihnya masih bagus. Oh benar-benar keajaiban.

Hiuhh. Menyenangkan sekali wisata alam kali ini di merapi. Rasa penasaran saya seperti sudah terbayarkan. Tapi next time saya masih pingin ke merapi lagi, penasaran pengen bisa sampai ke puncak merapi. Lain kali, saya ga akan cuma berdua kesana, seengaknya saya akan mengajak temen-temen dari bandung yang juga pengen liat merapi. Btw, sebelum saya pulang saya sempat memotret beberapa testimoni dari para pengunjung merapi.

Just for info juga, ada foto-foto tentang juru kunci merapi yang ternyata turun temurun dari bapaknya mbah maridjan, mba maridjan, dan adeknya si mbah. wooow!
Semoga setelah membaca ini, temen-temen yang baca bisa tertarik ke wisata merapi. Supaya kita bisa lebih menghargai alam dan juga secara langsung membantu perekonomian warga sekitar lereng merapi. Happy holiday, guys.

Love, Alinda Permana