Kamis, 29 Desember 2011

Touring to Purwakarta

Akhirnyaaa rencana jalan-jalan naik motor terlaksana.
28 december. Saya, Devina, Dadi, Gilang, dan Beni touring yang arahnya entah kemana. Loh kok? Iya, soalnya yang tau arahnya cuma the only one Gilang. Gilang yang punya jiwa petualang ini katanya sudah searching tentang sebuat Situ (Bendungan) yang katanya nih tidak jauh dari ciater. 

Formasi tour kali ini adalah 3 motor. Devina dengan Dadi, Saya dengan Beni, dan Gilang sendiri. Karena Gilang adalah EO tour kali ini, jadi dia yang harus memimpin perjalanan. *kayak apa aja pake dipimpin*

Rabu pagi, sebelum kami pergi, ada baiknya untuk sarapan bersama sekalian ngasih tau tentang arah tujuan tour kali ini. Kami memutuskan untuk sarapan di Ketupat ala Padang di jl. Harian Banga. Tapi yang terjadi adalah kita ngobrol sambil sarapan dan malah cerita tentang liburan saya waktu di Jogja kemarin -.- Oke lah tidak apa-apa, yang penting tujuan sekarang adalah jalan ke Lembang via Punclut (Puncak Ciumbuleuit). Kenapa lewat sana? menghindari macet di jalan setiabudi. Sekalian melihat pemandangan indah di sepanjang jalan punclut. Hamparan bukit-bukit yang dingin dengan view kota bandung. amazing!

Selama perjalanan saya tidak henti-hentinya menarik nafas dan buang nafas. Hahaha aneh yaa? tapi entah kenapa saya suka sekali melakukan itu, apalagi kalau sudah menghirup udara di pegunungan. Huuwwoo menyegarkan sekali. Ya, saya suka pemandangan! saya suka di gunung, dibukit, diketinggian, dan saya suka udara yang sejuk. Makanya saya paling senang kalau lewat punclut atau dago bengkok kalau mau ke Lembang.

Setelah lewat punclut, sampailah kami di Lembang. Lembang juga memiliki udara yang sangat sejuk dengan pohon-pohon yang tinggi, selain itu banyak sekalai tempat wisata disana. Tapi tujuan tour kali ini bukan Lembang, melainkan sebuah Situ. Oke perjalanan saya dan teman-teman terus dilanjutkan hingga sampailah kami di sekitaran Ciater. 

Saya dan Beni tiba-tiba punya feeling tidak enak.
  • Pertama, karena kok perjalanan ini tidak sampai-sampai. 
  • Kedua, kata Gilang, Situ nya berada tidak jauh dari Ciater. 
  • Ketiga, ketika saya tanya ke Gilang 'Gil, masih jauh ga tempatnya?' kata Gilang 'lumayan'. Oke sangat tidak menjawab pertanyaan, bukan? Hahhaaa..
Tidak lama kemudian, sampai lah kami di pertigaan antara Ciater, Subang kota, dan Subang kabupaten. Karena diantara kami tidak ada yang tau arahnya, Gilang menunjukan jalan melewati Subang kabupaten. Begitu ditanya lagi ke Gilang masih jauh atau tidak, jawabannya masih sama 'lumayan'. Dan perjalanan terus dilakukan. Ketika di pertigaan itu, Beni punya inisiatif untuk nge-nol-in km di motornya, supaya tau kategori lumayan menurut Gilang itu berapa kilometer. Hehehe.
Lalu, tercetuslah pertanyaan saya pada beni.
'Ben, kita ke situ mana sih? kok ga sampai-sampai? pantat gw udah sakit nih, udah pengen berdiri. udah hampir 2jam loh perjalanannya..'
Kata beni
'ga tau nda saya juga, pantat saya juga udah ga enak.'
Yah sepanjang jalan akhirnya cuma bisa ngedumel karena ga sampai-sampai dan juga diem ngeliatin plang di sepanjang jalan. Dalam hati, 'ini daerah mana sih?'. Tidak lama kemudian saya teriak,
'Ben, udah nyampe purwakarta dong ini! buseeet sebenernya kita mau ke situ mana sih ben? yaampun jauhh yaah ben..'
Kata beni,
'Yaampun, ini ya nda versi sebelah sana nya Ciater. 29km loh nda. Aduh pantat saya nda.. Hahhaaa'
Geblek emang versi sebelah sana nya atau lumayan-nya Gilang. Hahhaaa alhamdulillah nyaa begitu Beni udah heboh kita masuk Kabupaten Wayasana, dan disitu pula kita sampai. Yeaaay! akhinya sampai jugaaaa. Jadi, tempat yang sebenernya kita tuju adalah Situ Wayasana di Purwakarta. Waktu kita mastiin ke Gilang beneran ini tujuan nya, dia pun memastikan bahwa iya emang ini. Dan dengan polosnya, Gilang bilang 'gw juga ga tau kalo ternyata sejauh ini. kalo di liat dari google kayak nya ga terlalu jauh' YA KALEEE dari google mah keciiillll kaaann yaaahh? OMG!

Sesampainya di Situ itu, kami hanya menikmati pemandangan sekitar Situ sambil makan jagung bakar dan beberapa cemilan yang khusus di bawa Devina. Btw, waktu mau masuk ke area situ harus bayar parkir Rp 2.000,- dan juga bayar lagi masuk ke 'pulau' kecil di atas situ Rp 2.000,-. Kalau mau duduk-duduk santai bisa sewa tikar Rp 5.000,- sepuasnya. Menikmati cemilan jagung bakar cukup dengan Rp 4.000,-. Kalau bosan, bisa naik sepeda air alias bebek-bebekan yang bisa di sewa sepuasnya juga, cukup Rp 5.000,- per orang. Bisa naik sepeda air yang ber-2 atau ber-4. 

Just for info juga nih, kami rada bingung ama 'pulau' kecil yang ada di tengah-tengah Situ. Ada beberapa batu yang mirip nisan. Ternyata setelah dilihat beneran nisan. Pulau itu terdiri dari beberapa makam. Serem yah.. Saya juga ketakutan mulu disitu. hihiii

Btw, sekian dulu ceritanya. next time saya lanjutkan. 
Bye!